Senin, 03 Juni 2013

DIURETIKA


Diuretika
Definisi
Zat-zat yang memperbanyak pengeluaran urine (diuresis) akibat pengaruh langsung terhadap ginjal.

Ada zat-zat lain yang juga menyebabkan diuresis tapi tdk mempengaruhi ginjal secara langsung
1. Obat-obat yg memperkuat kontraksi jantung
                C : digoksin, teofilin
2. Obat-obat  yang memperbesar volume darah
                C : plasma. Dextran
3. Zat-zat yang mempengaruhi sekresi hormone anti diuretika
                C: air, alcohol, larutan-larutan hipotonik
Fungsi utama ginjal
Memelihara kemurnian darah dengan jalan mengeluarkan semua zat asing dan sisa metabolisme dalam darah.
 Selain itu ginjal juga berperan sebagai :
Homeostatis  à keseimbangan dinamis antara intra dan extra sel, serta memelihara volume total, dan
                                Susunan cairan extra sel.
Proses diuretika :
1. Proses filtrasi yang terjadi di glomeluri :
                Hasilnya berupa ultra filtrat (mengandung air dan elektrolit) , ditampung didalam kapsula
                Bowman yg trdapat disekeliling glomeluri. Kemudian disalurkan ke kandung kemih melintasi
                Saluran-saluran tubuli proksimal, lengkung henle, tubule distal, dan saluran pengumpul (dictus
                Colligens) . Pada setiap saluran yang dilewati, terjadi reabsorpsi tertentu.



B. MEKANISME KERJA
Kebanyakan : mengurangi reabsorpsi ion-ion Na+ , pengeluarannya bersama air diperbanyak.
Obat ini bekerja khusus terhadap tubuli ginjal pada tempat yang berlainan :
1. Tubuli Proksimal
 70 % ultra filtrate diserap kembali (Glukosa, Ureum, Ion Na+ dan cl- ) . Filtrat tdk berubah tetap
Isotonik plasma. Diuretik osmotik (Manitol, sorbitol, gliserol) juga berkerja ditempat ini dengan mengurangi reabsorpsi ion Na+ dan cl-.
2. Lengkung henle
20 % ion cl- diangkut secara secara aktif ke dalam sel tubuli dan disusul secara pasif oleh ion Na+, tetapi tanpa air . Filtrat menjadi hipotonik terhadap plasma.
Diuretika lengkungan (diuretika kuat seperti Furosemida, bumetamida, asam etakrinat) bekerja disini dengan merintangi reseptor cl-
3. Tubuli distal bagian depan ujung henle dalam cortex :
Ion Na+ diserap kembali secara aktif tanpa penarikan air, sehingga filtrate menjadi lebih cair lebih
Hipotonik .
Saluretika (zat-zat thiazida, klortalidon,mefruzida,klopamida) bekerja disini dengan menghalangi reapsorpsi  ion Na+ dan Cl-
4. Tubulu distal bagian belakang
Ion Na+ diserap kembali = no.3 secara aktif , terjadi pertukaran ion K+, h+,nh4+ proses ini dikendalikan oleh anak tubuli ginjal aldosterone.
Zat2 penghemat kalium (Spironolakton,Triamteren,Amilorida) bekerja disini mengurangi pertukaran ion K+ dan Na+sehingga retensi kalium (antagonis aldosterone) . Reabsorpsi air terutama berlangsung di saluran pengumpul dan disini bekerja hormone antidiuretika.
C. PENGGOLONGAN
1. Diuretika Lengkungan
C: Furosemida – Lasix, Impugan, Bumetamida, Asam Etakrinat
Berkhasiat kerja kuat dan pesat (4-6 jam). Banyak digunakan pada keadaan akut, missal udema otak dan paru2.
Kurva dosis efek curam artinya bila dosis dinaikkan efeknya senantiasa bertambah
2. Derivat Thiazida
C: Hidroklorothiazida – tenazida,capozide, klortalidon, mefrusida, indapama, klopamida
Efeknya lemah dan lambat, tapi bertahan lebih lama (6-48 jam) , terutama digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung.
Kurva dosis efek datar, bila dpsos optimal dinaikkan lagi efeknya tidak bertambah.
3. Diuretika penghemat kalium
 antagonis aldosterone (spironolakton, kanrenoat) triamterene,amilorida
Efek obat ini hanya lemah dan khusus digunakan pada terapi kombinasi dengan diuretika lainnya untuk menghemat ekskresi kalium.
Aldosteron menstimulasi reabsorpsi Na + dan ekskresi K+ proses ini dihambat secara kompetitif .
Amilorida dan triamteren dalam keadaan normal hanya lemah efek ekskresinya mengenai Na+ dan K+tapi pada penggunakan diuretika lengkungan dna thiazide terjadi ekskresi kalium dengan kuat., maka pemberian penghemat kalium ini dapat menghambat ekskresi K+ dengan kuat pula, atau mungkin ekskeresi magnesium dihambat juga.
4. Diuretika osmotis
C : Manitol, sorbitol
Obat ini hnaya direabsorpsi sedikit oleh tubuh, jadi reabsorpsi air terbatas.
Efeknya diuretic osmotis dengan efek air kuat dan relative sedikit ekskresi Na+. Terutama manitol yang hanya jarang digunakan sebagai infus intravena untuk mengeluarkan cairan dan menurunkan tekanan intraokuler.,juga menurunkan volume CCS dan tekanan intracranial (dalam tengkorak)
5. Perintang karbon anhydrase : asetazolamida
Merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli proksimal, shingga disamping karbonat, Na+ dan K+ juga diekskresikan lebih banyak., bersama air. Khasiat diuretiknya hanya lemah, setelah beberapa hari terjadi tafilaksis, maka perlu dilakukan secara selang-seling.  
D. PENGGUNAAN
Pengeluaran urine lebih banyak seperti pada:
1. Udema
Kelebihan air di jaringa. Missal pada dekompensasi jantung setelah infark, sirkulasi darah tidak berlangsung sempurna lagi, dan air tertimbun di paru2. Atau busung prut air tertimbun di rongga perut, atau pada penyakit-penyakit ginjal
2. Hipertensi
Agar tekanan darah menurun. Diuretika mempunyai sifat memperkuat obat hipertensi sehingga keduanya sering dikombinasi
3. Gagal jantung
Bercirikan peredaran darah tak sempurna lagi dan terdapat cairan berlebih dalam jaringan , akibatnya air tertimbun dan terjadi udama missal pada paru2
4. Diabetes insipidus
Produksi air kemih berlebihan , tapi justru mengurangi poliurea
5. Batu ginjal
Untuk membantu mengeluarkan endapan Kristal dari ginjal ke saluran kemih.
EFEK SAMPINGNYA
1. Hipokalemia
Kekurangan kalium dalam darah. Karena TD depan yang memperbesar ekskresi ion K+ dan H+ yang ditukar menjadi ion Na+
2. Hiperurikemia
 Adanya saingan antara diuretika dengan asam urat pada transportasi di tubuli. Dapat dicegah dengan pemberian Allupurinol dan Probenesid.
3. Hiperlipidemia, meningginya kolesterol dan tligliserida yang disebabkan karena menurunnya HDL terutama Klortalidon, kecuali indapamin yang tidak mempengaruhi lipida
4. Hiperglikemia
Glukosa darah meningkat ,biasa terjadi pada pasien diabetes terutama pada dosis tinggi. Akibat dikuranginya metabolism glukosa berhubung sekresi insulin ditekan.
5. Hipoatremia dan alkalosis
Terutama oleh diuretika kuat sehingga kadar Na+ dalam darah menurun drastic. Juga meningkatkan ekskresi asam sehingga terjadi alkalosis.
Gejala : gelisah, kejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk dan kolaps).
Furosemida dan Asam Etakrinat dpat pula menyebabkan alkalosis, karena banyaknya pengeluaran ion Cl-
6. Gangguan lain : lambung usus : mual, muntah, diare, nyeri kepala,pusing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar